Warning! Ekspor Industri Pengolahan Loyo di Kuartal I-2023

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri pengolahan pada Maret 2023 mencapai US$ 16,62 miliar atau tumbuh 7,22% dari bulan sebelumnya dan menyusut -13,67% dari Maret 2022.

Jika dilihat secara kumulatif Januari-Maret 2023, industri pengolahan mengalami penurunan 5,40% menjadi US$ 47,78 miliar.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi menuturkan bahwa berdasarkan catatan BPS, ada 3 sektor industri pengolahan yang turun, yakni minyak kelapa sawit, pakaian jadi dari tekstil, dan sepatu olah raga.

“Sepanjang triwulan I tahun lalu nilai ekspor US$ 6,67 miliar, namun turun pada triwulan I tahun ini menjadi US$ 5,92 miliar atau turun 11,34%. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh penurunan CPO di pasar global,” papar Machdi, Senin (17/4/2023).

Berdasarkan nilai ekspor dari negara tujuan, ekspor ke India dan Pakistan tercatat menurun masing-masing 12,94% dan 46,86%.

Namun, ekspor minyak sawit ke China naik 139,74%.

Kemudian, untuk pakaian jadi, BPS mencatat penurunan cukup dalam hingga 21,04% menjadi US$ 1,74 miliar pada Maret 2023, dari US$ 2,20 miliar pada Maret 2022.

Adapun, ekspor pakaian jadi ke AS turun drastis hingga 31,40%, sementara ke Korea Selatan penurunannya mencapai 4,92%. Di sisi lain, ekspor ke Jepang secara nilai naik hingga 14,93%.

Untuk sepatu olahraga, penurunan ekspor mencapai 27,24% menjadi US$ 1,13 miliar pada Maret 2023, dari US$ 1,55 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Ekspor sepatu olah raga ke sejumlah negara mengalami penurunan cukup dalam a.l. Amerika Serikat sebesar 39,61%, Belgia 17,05% dan China 38,28%.

Catatan BPS ini bertolak belakang dengan data Bank Indonesia (BI).

BI mencatat Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan I-2023 meningkat dan masih berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari PMI-BI triwulan I-2023 sebesar 50,75%, lebih tinggi dari 50,06% pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi, Volume Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada dalam fase ekspansi (indeks>50).

Berdasarkan Sublapangan Usaha, peningkatan terjadi terutama pada Industri Pengolahan Tembakau, Industri Mesin dan Perlengkapan, serta Industri Alat Angkutan.

Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang tercatat meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,54%.

Pada triwulan II-2023, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan kembali meningkat dengan indeks 54,79%, lebih tinggi dari 50,75% pada triwulan sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*